Dangdut memiliki perjalanan sejarah yang panjang di Indonesia. Sejak kali pertama eksis di Tanah Air dengan Rhoma Irama sebagai tokoh utamanya, dangdut mengalami evolusi yang cukup berarti.
Dengan kehadiran Rhoma yang menyandang gelar sebagai Raja Dangdut Indonesia, warna musik genre tersebut didominasi dengan nuansa rock. Namun belakangan ini, dangdut mengalami pergeseran warna dengan adanya campuran hip hop.
Dangdut Rock
Rhoma Irama adalah representasi yang baik untuk membicarakan dangdut dengan sentuhan rock alias rockdut.
Misalkan, pada lagu 'Bujangan', pedangdut berusia 71 tahun itu memasukkan petikan gitar berdistorsi di dalam lagunya. Namun, nuansa rockdut tidak hanya tercerminkan lewat lagu.
Menurut Bens saat dihubungi kumparan via sambungan telepon, instrumen yang digunakan Rhoma dan juga Soneta mewakili rock di dalam unsur dangdut.
"Rhoma memasukkan unsur rock termasuk pada gitar elektriknya di mana kepala gitarnya Rhoma itu hilang. Itu adalah karakter dari gitar rock," jelas Bens.
Rhoma juga melakukan revolusi untuk genre dangdut dengan mendirikan Soneta yang selalu menemaninya di setiap panggung. Dengan adanya Soneta di belakangnya, membuat karya-karya Rhoma tidak hanya berupa dangdut murni.
"Formasi Soneta itu ada keyboard, saxophone, gitar elektrik, dan drum, itu karakter musik formasi band. Ada juga penari perempuan itu, sambil backing Rhoma, juga melakukan gerakan dengan koreografi menarik," lanjut Bens.
Rhoma tidak hanya satu-satunya pedangdut yang bisa menciptakan lagu rockdut. Masih ingat dengan Alam dan lagunya yang berjudul 'Mbah Dukun'?
Ada perbedaan mendasar antara Rhoma dan Alam saat membawakan lagu rockdut. Rhoma memiliki vokal yang halus dan mendayu-dayu, sedangkan suara vokal Alam itu sangat keras dan lugas. Vokalnya ini mirip dengan Candil eks Seurieus yang memiliki ciri khas serupa.
Dangdut Hip Hop
Dangdut tidak memiliki revolusi berarti hingga dua pedangdut perempuan ini membuat geger masyarakat Indonesia. Mereka adalah Via Vallen yang terkenal lewat lagu 'Sayang' dan Nella Kharisma dengan lagu 'Jaran Goyang'.
Keduanya mendapatkan perhatian yang besar karena hingga kini single 'Sayang' telah ditonton oleh 138 juta pasang mata dan 'Jaran Goyang' yang mencapai 148 juta views.
Yang unik dan kemiripan yang dimiliki dari kedua lagu tersebut adalah mereka mengawinkan musik dangdut dengan genre hip hop. Baik Via maupun Nella berceloteh alias nge-rap pada verse lagu masing-masing.
Ini adalah penggalan lirik 'Sayang' yang dinyanyikan Via dengan berceloteh.
Wes tak cobo ngelalekne jenengmu soko ati ku, Sak tenan e ra ngapusi isih terno sliramu, Duko pujane ati nanging koe ora ngerti, Kowe wes tak wanti wanti, Malah jebul sak iki koe mblenjani janji, Jare sehidup semati nanging opo bukti, Kowe medot tresno ku demi wedoan liyo, Yowes ra popo insyaallah aku isoh, lilo.
Sedangkan ini adalah bagian verse 'Jaran Goyang' milik Nella yang dinyanyikan dengan nge-rap.
Kalau tidak berhasil, pakai jurus yang kedua, Semar mesem namanya, jaran goyang jodohnya, Cen rodok ndagel syarate, penting di lakoni wae, Ndang di cubo, mesthi kasil terbukti kasiate, genjrot.
Meskipun unsur rap dalam kedua lagu tersebut tidaklah secepat dan sepadat lagu-lagu dari rapper lain, tapi tempo yang dilantunkan cukup cepat jika dibandingkan dengan lagu dangdut lainnya. Terutama, jika dibandingkan dengan lagu yang dinyanyikan Rhoma ataupun Alam.
Bens menilai, tidak menutup kemungkinan bahwa musik dangdut nantinya akan melakukan sebuah revolusi lagi. Kini, dangdut sedang naik dangdut yang diobrak-abrik dengan unsur hip hop.
"Saya kira ada (revolusi dangdut) karena musisi tidak akan berhenti untuk melakukan inovasi untuk musiknya. Justru musik rap itu kan unsur lain yang gampang sekali masuknya," ucap Bens.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Revolusi Dangdut Indonesia dari Rock Menjadi Hip Hop"
Post a Comment