Jokowi-JK Bersamaan ke Makassar, Dosen UIN: Kayak Lagu Dangdut - Tribun Timur

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kedatangan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) secara bersama-sama di Kota Makassar menjadi perhatian publik.

Pasalnya selama keduanya menjalankan perintah Undang Undang (UU), keduanya tidak pernah secara bersama melakukan kunjungan kerja (Kunker) di satu daerah.

Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Syamsuddin Olleng menilai, kunjungan Presiden dan Wakil Presiden ini tidak seperti biasa, atau yang tertuang dalam Protokoler.

"Secara konsensus selama ini hanya salah satunya saja, jika kedua pejabat negara ini dalam satu daerah mestinya berbeda hari sehingga pemerintah di daerah iti tidak terlalu terbebani fisik dan kesiapan-kesiapan lainnya yang akan dihelat dalam acara kunker tersebut," kata Olleng, Kamis (20/12/2018).

Untuk itu, kata Olleng yang pasti kunker presiden dan wapres ke suatu daerah pada wakty yang sama selalu dengan tanda strip Presiden atau wakil presiden yang berarti salah satu dari jabatan tersebut.

Dalam UU Nomor 9 tahun 2010 tentang Keprotokoleran dan PP Nomor 39 tahun 2018 dinyatakan jika kunker presiden dan wakil presiden ke daerah maka yang harus mendampingi adalah pejabat di daerah tersebut.

Olleng mempertanyakan, dalam situasi demikian Gubernur Sulsel menampingi Presiden Jokowi dan atau Wapres JK.

"Sehingga disepakati secara kelaziman kunker itu sebaiknya tidak bersamaan, karena PP 71 nomor 39 tahun 2018 harus Gubernur itu yang mendampingi, jadi kalau keduanya yang datang pak gubernur bisa kepo' (lelah--bahasa Makassar)," ungkap Olleng.

"Tapi kalau secara politik tentunya pak gub akan lebih prioritaskan pak jokowi, karena jika secara bersamaan itu ada tekanan psikologis bagi pejabat daerah. Harus pilih yang mana, ini kayak lagu dangdut, pilih yang mana," lanjut Olleng.

Let's block ads! (Why?)